Memotret model (modeling
photography), hampir sama teknik dasarnya dengan memotret obyek lainnya,
hanya memiliki perbedaan khusus. Perbedaannya adalah pada obyek yang kita foto,
yaitu ‘manusia’ baik itu lelaki ataupun wanita, kecil dewasa maupun tua. Banyak
sekali unsur yang mempengaruhi hasil kita ketika memotret manusia. Nah, oleh
karena itu, berikut beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat memotret model
atau manusia.
Kondisi
si Model
Sebelum bicara banyak soal si
model, ada beberapa factor utama yang menjadi penilaian utama dalam memotret manusia,
antara lain: pose model, ekspresi, lokasi, komposisi, angle, costum, wardrop,
makeup, background yang mendukung, dan lighting yang tepat!
Nah, sekarang, bicara soal
kondisi si model. Foto model yang baik adalah foto yang memiliki mood yang
baik. Kondisi ini bisa dipilah lagi menjadi, keadaan fisik si model
(seperti postur tubuh, tinggi
rendah tubuh si model) dan kondisi mental (seperti mood si model, ekspresi
wajah, keahlian pose si model). Hal tersebut akan sangat mempengaruhi baik
buruknya foto yang akan kita hasilkan. Model yang baik adalah yang memiliki
komitmen kuat akan pekerjaannya. Dalam kondisi apapun, ketika sedang dalam masa
pemotretan dia akan mengatur mood-nya sendiri. Walaupun sedang ada masalah, dia
akan tetap ceria dan menarik jika sampai di lokasi pemotretan. Model yang baik
juga akan mudah sekali menyesuaikan pose dan ekspresinya dengan tema yang
dibutuhkan oleh fotografer. Tetapi, terkadang, peran fotografer juga sangat
penting di sini. Kita sebagai fotografer juga harus pintar dalam mengatur pose
dan ekspresi model kita. Hal ini terkecuali untuk motret manusia untuk candid,
journalistic atau street photography, fotografer akan sangat
tergantung pada moment dan kondisi yang tepat pada saat itu. Moment yang tepat,
timing yang pas, dan kondisi yang baik adalah anugerah terindah bagi
fotografer.
Kostum
& Make up
Poin berikutnya yang terpenting
dalam modeling photography adalah terkait kostum atau
pakaian yang digunakan oleh si
model. Carilah pakaian atau konstum yang tepat untuk model. Buat dia nyaman
ketika memakai pakaian tersebut. Jangan sampai si model merasa bajunya terlalu
ketat, terlalu kecil, atau terlalu besar dsb. Hal ini akan bisa mempengaruhi
pose dan ekspresi si model. Begitu juga dengan make-up-nya. Tukang
make-up yang baik pasti akan tahu seperti apa dia akan buat wajah si model yang
sesuai dengan tema yang diinginkan fotografer. Berhatihatilah soal kostum dan
make-up ini, karena akan sangat mempengaruhi hasil foto kita.
Lokasi
Mengapa lokasi? Karena akan
dapat mendukung atau tidak dengan tema yang diinginkan oleh kita selaku
fotografer. Carilah lokasi yang tepat dengan tema yang kita inginkan. Sebagai contoh,
jika foto yang kita inginkan adalah foto fashion, maka carilah lokasi yang backgroundnya
tidak terlalu ramai karena yang akan kita tonjolkan (POI) adalah pakaian yang digunakan
oleh si model. Oh iya, lokasi ekstrim, yang sinar mataharinya terlalu panas,
atau udaranya terlalu dingin, juga akan mempengaruhi kenyamanan si model.
Sehingga, carilah waktu dan lokasi yang tepat!
Lighting
Mengapa lighting? Karena
ada teori yang mengatakan bahwa, cahaya yang keras (hard lighting) lebih
tepat untuk lelaki, sedangkan cahaya yang lembut (soft lighting) tepat
untuk wanita. Foto fashion juga membutuhkan pencahayaan yang tepat agar dapat
memunculkan detil baju atau pakaian yang akan kita promosikan. Ambillah
keputusan yang tepat untuk soal cahaya ini.
Ketepatan
olahan pasca pemotretan
Hal berikutnya yang perlu kita
perhatikan adalah olahan (digital imaging) pasca pemotretan. Pada saat tertentu,
sesuai kebutuhan konsumen, kita kadang perlu mengolah sedikit maupun banyak
akan hasil kita. Perhatikan secara menyeluruh dan detil foto yang telah kita
hasilkan. Perlukan tone warna perlu kita ubah? Banyak atau tidak jerawat si
model? Jangan sampai si model dan konsumen kita merasa jadi jelek, kegendutan,
banyak jerawat setelah melihat hasil jepretan kita. Selanjutnya untuk foto
fashion, sudah cukup tepatkah warna/tone pakaian (fashion) yang
dikenakan oleh si model? Berdasarkan pengalaman saya, berhati-hatilan soal ini.
Jangan sampai warna baju atau pakaian yang seharusnya menjadi jualan konsumen
kita berubah warnanya. Bisa marah-marah nanti konsumen kita!
Pengambilan
angle dan komposisi
Hal ini soal teknis dan sangat
penting. Tips yang paling mudah adalah, potretlah obyek kita sejajar dengan
obyeknya. Jangan gunakan low angle atau dari atas. Dengan begitu, foto yang kita
hasilkan akan sama dengan obyek yang kita foto. Memang, low angle tepat untuk
model pria (man model) dan akan membuat si model yang kita foto menjadi
lebih tinggi dan gagah. Namun, untuk foto fashion hal ini kurang tepat karena
akan terjadi distorsi pada pakaian yang digunakan si model. Untuk foto model,
kita harus jeli dengan detil si model. Terkadang, pada wajah atau badan model
memiliki spesifikasi tertentu. Kadang, ada model yang di foto dari kiri kurang
bagus, tapi jika di foto dari kanan akan lebih ganteng atau cantik. Perhatikan
detil si model, mulai dari rambut sampai ujung kaki.
Sehingga, berhati-hatilah dengan
angle dan komposisi ini. Pikirkan dengan baik tema yang akan kita inginkan!
Luweslah!
Satu hal lagi yang terpenting
dalam motret model, yaitu komunikasi. Menjadi fotografer tidak hanya
membutuhkan kemampuan teknis atau pengalaman. Namun, juga keluwesan dalam berkomunikasi.
Syarat terakhir ini terutama dibutuhkan ketika memotret model. Maksud keluwesan
adalah, fotografer harus mampu berkomunikasi dengan baik sehingga
tercipta atmosfer yang nyaman.
Kalau ini terjadi, fotografer akan lebih mudah mengarahkan modelnya. Ekspresi
yang diinginkan juga akan bisa keluar dengan baik. Jadi, jangan kaku! Kalau
kita kaku, kita juga akan sulit mengarahkan modelnya!
Oke, demikian tips sedikit dari
saya! Semoga bermanfaat dan sukses selalu untuk Anda!
Salam jepret!
oleh Mishbahul Munir, Poetrafoto Photography Studio Yogyakarta Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar